Zoom Meeting Kabupaten Tojo Una-Una: Bukan Sekedar Rutinitas, Tapi Solusi

Sigi, 16 Mei 2025 – Di tengah dinamika pelaksanaan program Luas Tambah Tanam (LTT) Padi Sawah dan Padi Ladang di Sulawesi Tengah, Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Sulawesi Tengah kembali menggelar Zoom Meeting strategis bersama seluruh pemangku kepentingan terkait lingkup Kabupaten Tojo Una-Una. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat, 16 Mei 2025 ini tidak hanya menjadi ajang rutinitas koordinasi, tetapi menjelma sebagai ruang pencarian solusi konkret atas berbagai tantangan teknis dan administratif di lapangan.
Pertemuan daring ini dihadiri oleh para pengambil kebijakan, pelaksana teknis, serta pendamping kegiatan dari berbagai instansi, di antaranya Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Tengah, serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tojo Una-Una. Hadir pula Penanggung Jawab Kegiatan Pengembangan Padi Gogo dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Liaison Officer (LO) Kegiatan LTT Reguler, jajaran TNI (DANDIM 1307 Poso dan Tojo Una-Una), Kepala BPS Provinsi dan Kabupaten, Kepala UPT BPMSB TPH, Kepala BPP se-Kabupaten Tojo Una-Una, petugas data, serta para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Tujuan utama dari pertemuan ini adalah menyamakan persepsi terhadap progres dan validitas data LTT Padi, baik Padi Sawah maupun Padi Gogo. Dalam sesi diskusi, disampaikan bahwa keakuratan data sangat bergantung pada kesepahaman bersama mengenai luas baku sawah, metode perhitungan target bulanan dan tahunan, serta teknik pengumpulan data yang tepat dan seragam. Dengan pendekatan ini, semua pihak diharapkan dapat menyajikan data lapangan yang faktual dan tidak lagi bersifat asumsi.
Dalam diskusi yang berlangsung interaktif, dijabarkan pula formula-formula penetapan target tanam yang dinilai mampu menjadi acuan bersama, mulai dari tingkat kecamatan hingga provinsi. Tak hanya itu, tim dari pusat, provinsi, dan kabupaten juga menyampaikan dukungan penuh terhadap kelancaran kegiatan ini, termasuk kesiapan TNI untuk mendampingi proses pendataan dan tanam di lapangan.
Kehadiran BPS dalam pertemuan ini turut memberi angin segar. Lembaga statistik ini memberikan arahan dan solusi konkret terhadap metodologi pencatatan data agar data LTT yang dihimpun oleh para penyuluh dan petugas data bisa terintegrasi dan dapat dipertanggungjawabkan secara nasional. Dengan data yang berkualitas, proses validasi di tingkat pusat akan berjalan lebih baik dan tepat sasaran.
Salah satu nilai tambah dari kegiatan ini adalah terbukanya ruang diskusi terkait tantangan-tantangan teknis yang dihadapi di lapangan. Beberapa kendala yang diungkap oleh para penyuluh dan petugas data—seperti perbedaan pemahaman teknis, kondisi geografis yang sulit diakses, dan keterbatasan sarana penunjang—langsung direspons oleh tim dengan pemberian solusi yang realistis dan aplikatif.
Zoom Meeting ini menunjukkan bahwa ketika seluruh unsur bergerak dalam satu komando dengan semangat kolaborasi, maka tantangan sebesar apapun dapat diurai dan dicari jalan keluarnya. Inilah yang membedakan kegiatan koordinasi virtual ini dari sekadar rutinitas biasa: ia menjelma menjadi ruang strategis yang menyatukan data, menyinergikan langkah, dan memecahkan masalah.
Lebih dari itu, pertemuan ini menegaskan pentingnya membangun satu data (one-data policy) untuk komoditas strategis seperti padi. Dengan data yang sinkron antara penyuluh, petugas lapangan, dinas kabupaten/kota, provinsi, hingga BPS, maka kebijakan pertanian dapat dirancang secara lebih tepat, terarah, dan berdampak langsung pada petani dan ketahanan pangan daerah. Sebagaimana disampaikan oleh salah satu peserta, “Zoom meeting seperti ini sangat dibutuhkan, karena kita tidak hanya berbagi laporan, tapi juga berbagi solusi. Kita bisa tahu langsung masalahnya, dan bersama-sama mencari jawabannya.” Pandangan ini menjadi cerminan semangat kolaborasi yang kian menguat dalam ekosistem pertanian Sulawesi Tengah.
Dengan kolaborasi multisektor yang kuat, sinergi antar lembaga, dan pemanfaatan teknologi informasi seperti Zoom Meeting, transformasi tata kelola data pertanian kini menjadi semakin nyata. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa koordinasi digital bukan hanya efisien dalam waktu dan biaya, tetapi juga efektif dalam menyatukan visi dan misi menuju pertanian yang tangguh dan berbasis data.